Minggu, 02 Juni 2013

Robot Pemburu Hati


Seharusnya Tuhan tak menciptakan hati. Hati membuat manusia menderita, merasakan kesakitan luar biasa, lebih sakit daripada darah yang menetes keluar dari luka. Tuhan terlalu kreatif. Dia bahkan menciptakan bukan hanya lelaki mencintai perempuan tapi juga perempuan mencintai perempuan dan lelaki mencintai lelaki. Begitu rumit semua hal tentang hati ini. Tapi Tuhan juga menciptakan manusia dengan kepintaran dan keahlian, maka tak ku sia2 kan kepintaran ku ini. Biar hati ku membusuk bersama kesakitannya.

Robot ini kuciptakan untuk membasmi hati. Ku ciptakan robot ini menembaki manusia yg memiliki hati yg sakit. Sekali tembakkan maka rasa sakit hati akan lenyap, tp nyawa tidak akan lenyap. Tetap hidup hanya saja hati tak ada lagi.

Seberapa pun pintarnya aku lupa akan satu hal, aku tak dapat menciptakan umur. Usia membuat semua gerakan ku menjadi lambat, aku lebih sering kelelahan dan lupa sudah berapa manusia yang menghilang hatinya. Sebelum kematian menjemputku, aku harus berbuat sesuatu.

132 tahun kemudian
Saya robot pertama ciptaan profesor. Sebelum profesor meninggal, profesor menciptakan otak untuk ku, otak yg tersimpan semua memori profesor. Aku bisa melihat betapa menderitanya profesor ketika hatinya tersakiti. Awal kisah cinta yang indah antara profesor Sandra dan kekasihnyanya Tika, harus berakhir dengan pertengkaran dan sakit hati. Lalu ingatan profesor tentang orangtuanya yang saling mencintai tapi ketika anak - anak mereka beranjak dewasa, mereka memutuskan untuk bercerai. Masih banyak kisah tentang hati tersakiti, tetangga yang selingkuh, teman yang bunuh diri akibat ditinggal kekasihnya, sepupu yang gila menghadapi istri yang egois, rekan kerja yang membawa kabur uang demi melarikan anak pengusaha tapi akhirnya harus terjerat obat - obatan terlarang karena kekasihnya memilih berpisah darinya.
Semua kenangan itu membuatku kasihan pada manusia yang memiliki hati. Maka kuciptakan robot, bukan hanya satu tapi banyak. Robot - robot itu ku sebarkan keseluruh penjuru bumi. Menembaki manusia - manusia yang memiliki hati, bukan hanya hati yang tersakiti seperti yang aku lakukan dulu, tapi semua hati. Tak ada gunanya membiarkan manusia memiliki hati toh hati itu lama - lama akan berkembang dan merusak manusia. Jadi tak ada pengecualian.

Hari ini manusia hidup tanpa hati. Semua berjalan damai. Aku menetapkan peraturan dan para manusia menurut. Mereka menjalani hidup dibawah perintahku, tak ada lagi yang tersakiti, tak ada lagi kisah sedih mengenai hati.

Pemburuan masih tetap dilakukan hingga saat ini, masih saja ada manusia yang tak mau percaya dengan perkataanku. Mereka bersembunyi dan kabur dari kami. Tapi jumlah mereka hanya sedikit, lama kelamaan mereka pasti tertangkap. Dunia tanpa hati yang kuciptakan pasti bisa sempurna. Profesor Sandra pasti bangga denganku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menapaki jejak