Selasa, 15 Januari 2013

Seri Ksatria dan PeriKecil : Kabut Hitam Dari Tetangga Jauh

Mengenal dan nyaman berada di LangitPerak bukan berarti tak mengijakkan kaki lagi di HutanHijau. Peri Kecil tetap berkunjung dan melihat rumah yang telah dia bangun di HutanHijau. Disana ada sahabatnya, teman - temannya dan berbagai macam hal yang dia kenal atau tidak kenal.
Seperti biasa Peri Kecil datang dan membersihkan rumahnya, tak lupa menaburkan bubuk musim semi agar bunga - bunga yang tumbuh di halamannya mekar dengan indah. Saat itu tak disangka Kabut hitam datang dan menutupi halaman rumah Peri Kecil, tentu saja Peri Kecil kaget dan lebih kaget lagi yang mengirimkan kabut hitam adalah tetangga jauhnya yang sama sekali tak dikenalnya.
Tanpa menunggu lagi Peri Kecil menaburkan bubuk musim semi untuk menghilangkan kabut hitam, bagi HutanHijau kabut hitam adalah petaka dan akan mencoreng nama baik. Tentu saja Peri Kecil tak mau semua yang ada di HutanHijau mendelik jijik padanya gara - gara kabut hitam.

Penyelidikan pun dimulai, dengan meminta bantuan angin Peri Kecil bertanya pada si tetangga jauh apa maksudnya, tapi tak ada jawaban. si tetangga diam membisu. Peri Kecil merasa takut dan gelisah, kabut hitam itu menjelaskan terlalu banyak hal yang dia rahasiakan selama ini, hal yang dia bawa ke LangitPerak untuk diungkapkan tapi bukan di HutanHijau. Peri Kecil tak hilang akal, di titip kan nya pada Nuri yang lewat untuk mengabari sahabatnya Peri Desember yang tempat tinggalnya berada dekat dengan si tetangga jauh. Peri Desember tak tinggal diam, dia pun mencari tahu. Mengirim kabut gelap ke halaman si tetangga jauh, tapi tetangga jauh malah membalas dengan angin topan.

"Ksatria, bagaimana ini? bagaimana jika dia menyebarkan kabut hitam itu di seluruh penjuru HutanHijau?" Rasa khawatir Peri Kecil tak terbendung lagi.
"Kita selidiki lagi dia, coba lihat dimana sebenarnya dia berada atau lewat angin mana dia bisa dihubungi." Ksatria tak tinggal diam, dia pun ikut menyelidiki. Kecurigaan sudah mulai berkembang, dulu ada penghuni HutanHijau yang telah diusir mungkin saja dia penyebabnya, tapi Peri kecil pun masih ragu begitu pula Ksatria.
"Ksatria, ini dia, angin barat daya lah angin dimana dia bisa dihubungi."
"Bagus, besok akan saya hubungi dia dari angin barat daya, sebisa mungkin akan saya rahasiakan siapa kita sebenarnya."
"Ya sayang, berbahaya kalau dia tahu siapa kita. Bisa - bisa dia tertawa karena kabut hitam yang dia kirim adalah benar."

Hari berganti, malam berlalu diganti dengan pagi bersinarkan matahari terik. Rasa gelisah Peri Kecil tak mau pergi juga, dia ingin rasanya menghilang. Peri Kecil memilih untuk menyepi di Taman Bunga. Ksatria yang masih harus mengurus Istana meminta bantuan Mariaz, si penghasil api.
Peri Kecil pun menceritakan kecemasannya, Mariaz mendengar dengan tekun. Akhirnya Mariaz berkata "Mungkin itu hanya ulah kurcaci - kurcaci iseng. Ada beberapa kejadian yang memang mereka lah pelakunya dengan mencuri angin milik orang lain lagi mengirim segala macam kabut aneh kerumah orang lain yang bahkan tak mereka kenal, mereka hanya iseng."
"Tapi kabut itu begitu jelas."
"Mungkin itu hanya kebetulan."
Penjelasan Mariaz tak membuat Peri kecil merasa tenang tapi ada sedikit rasa cemas yang pergi.

Ksatria pun tak tinggal diam, dari arah angin barat daya Ksatria menghubungi si tetangga jauh. Suara bariton yang menjawab lalu tak lama diganti dengan suara lembut. Dengan mengatas namakan Kerajaan Ksatria pun berusaha menyelidiki.
"Saya dari Kerajaan, sebagai anggota pengadilan kerajaan saya mendapat pengaduan bahwa anda telah mengirimkan kabut ke rumah salah satu rakyat kami."
"Saya tidak mengerti, sudah lama saya kehilangan kunci rumah saya dan baru hari ini bisa dibuat yang baru."
"Tapi bukti sudah ada, jelas disini anda lah sang pengirim. Bisa jelaskan bagaimana kunci anda bisa hilang?"
"Rumah ini sudah lama saya tidak tinggali, ketika saya ingin kembali kuncinya telah raib. Saya sama sekali tak tahu menau tentang kabut itu." Terdengar nada takut dalam suara sitetangga jauh.
Ksatria pun terus mendesak sampai mengancam hukuman yang akan diterima si tetangga jauh, tapi tetangga jauh tetap bersikukuh kalau bukan dia pelakunya dan dari nada suaranya terdengar tak ada kebohongan.

Lalu Ksatria pun menceritakan penyelidikan nya kepada Peri kecil dan Peri Kecil juga menceritakan tentang penjelasan Mariaz.
"Mungkin yang dibilang Mariaz benar, sudah, Peri Kecil ku, kamu harus tenang. semoga semua ini hanya ulah orang iseng"
"Ya, sayang. Kita tutup saja semua kecemasan ini. Semua khawatir ini membuat ku sesak."
Mereka berdua sepakat untuk menghapus rasa cemas meski tetap berhati - hati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menapaki jejak